Friday, December 26, 2008

Series : Living With My Cousin - Chapter 10

Yang Terjadi Di Tanggal 26 Desember


Senin 24 Desember
Gua sudah tidur-tiduran di ranjangnya Jhosua sementara dia yang tanpa busana menyusun pakaiannya kedalam tas bepergiaannya.

  “Gua ya, minta dibawain oleh-oleh coklat, replika menara eiffel, majalah-majalah bokep paris, DVD-DVD bokep paris, baju, celana, celana dalam, baju dalem, gesper, sepatu.”

   “Buset, banyak amat. Gak mau ah.” Kata Jhosua sambil bertolak pinggang.

   “Yaaaah.... jangan gitu dong sob. Lo kan sohib gua. kasihlah gua sedikit kebaikan dari dirimu.” Gua pura-pura memelas.

   “Iya, tapi elo tuh minta oleh-oleh apa mau bikin gua miskin.”

   “Minta oleh-oleh lah. Lagian duit lo melimpah-ruah.” Kata gua. “Lo tu ye, enak banget. Natalan di prancis, sementara gua terkungkung di rumah gua.” gua lalu menambahkan dengan semangat. Dan ini pasti berhasil. “Kalo elo bawain semua oleh-oleh yang gua minta. Elo bakalan dapet Pijatan plus-plus Ala Aiga Dunnovan 3 kali, GRATIS! Tuh asik tuh. Special offer!”

    Jhosua tampak tergoda. Dia menatap gua lama sekali. Entah apa yang ada didalam pikirannya saat itu tapi gua yakin dia tergoda.

   “Oooh, jika elo mau membayar biaya tambahan sebesar 5 juta aja, elo bisa dapat tambahan free 2 kali pijat plus-plus ala Aiga Dunnovan. Plus super-super-duper sensational jerk-off service.” Gua memainkan jari-jari jangan gua.

    Jhosua mulai tersenyum. Hahaha.... dia pasti pengen.

   “Gimana?”

   “Boleh.” Jhosua termakan rayuan pulau Glodok. Pembeli yang lugu termakan tipu muslihat pedagang tingkat expert. “Elo bikin aja list oleh-oleh yang pengen gua bawain. Tar gua beliin.”

   “Asiiiik.” Gua tersenyum puas penuh kemenangan.

   “Tapi bener ya, sepulang dari sana elo harus mijit gua. Tiga kali. Pada saat suka dan duka, sakit maupun sehat...”

   “Dih kaya orang mau kawin aja. Lebay lo.”

   “Ya pokoknya kapanpun gua minta dipijit. Elo-harus-bersedia-mijit-gue!” Jhosua memberi penekanan pada 5 kata terakhir.

   “Siap bos!”

    Gua kemudian mengambil kertas dan duduk dimeja kerja Jhosua. Mulai menulis apa aja yang harus dibawa Jhosua sepulangnya dari paris.

  “Jhos, elo punya Video ML lo sama lena?” tanya gua sambil menulis daftar oleh-oleh.

   “Enggak.”

   “Bikin dong. Biar gua tonton. Itu salah satu dari daftar oleh-oleh yang harus elo bawa.”

   “Kenapa emangnya?”

   “Gini. Elo kan enak. Udah akrab. ML ama dia udah gampang. Gua pengen liat itunya.” Kata gua.

    Jhosua senantiasa merekam beberapa aktivitas seksualnya dengan lawan jenisnya jika itu dirasa perlu. Dan 70% aktivitas seksualnya dia rekam dan disimpan secara rapih dan privat. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menyaksikannya dan salah satunya gua. Gua udah sering banget nontonin video Jhosua yang bercinta dengan wanita. Threesome, orgy dan lain-lain dapat gua saksikan dengan leluasa. Gua sempat khawatir bagaimana kalo sewaktu-waktu salah satu video itu tersebar.

   “Gila, gua gak tau dah bakalan gimana. Tapi pastinya gua bakalan marah aja. Malu sih enggak, secara itukan milik pribadi dan gua gak melakukan hal-hal aneh.” Kata Jhosua.

    Memang, aktivitas seksual yang ia rekam adalah yang masih dalam kategori normal. Kegiatan seksualnya dengan sapi sudah pasti tidak dia rekam. Begitu percayanya Jhosua dengan gua—dimana gua juga gak mau menyia-nyiakan kepercayaannya—Jhosua pernah menyuruh gua untuk ikut serta dalam proyek film terbarunya. Ya hanya proyek kecil namun sangat membuat gua nafsu. Gua dijadikan kameramen untuk merekam aktvitas onani Jhosua. Dimana dia melakukan onani ditempat tidur, balkon dan berkahir dibathub. Dan selama itu kita berdua bertelanjang ria melakukan proyek menggelikan itu.
    Dan setelah diedit dengan penuh rasa geli, akhirnya selesai juga video jerk-offnya Jhosua. video berdurasi 20 menit itu diburning kedalam sebuah DVD dan disimpan rapih. Menonton hasilnya gua malah jadi tertarik dan tertantang. Maka beberapa hari kemudian gua melakukan syuting video ala Sean Cody itu bersama Jhosua. dimana gua memperkenalkan diri, lalu melepas baju sampai bugil dan beronani. Gua lakukan di sofa, balkon, dan bathub. Dan asal tau aja, Jhosua konak selama mensyut gua. Apa benar ya cowok straight juga bakalan konak kalo ngeliat cowok lain beronani. Secara gua ngocoknya sambil menghayati dan mendesah-desah. Atau jangan-jangan Jhosua memiliki beberapa persen orientasi seksual ke pria. Tapi sudah lah. Gua anggap aja itu normal.
    Walhasil gua dan dia masing-masing mempunyai 1 video jerk-off sendiri-sendiri. Hahaha... beginilah kalo dua orang yang penuh pikiran bokep bertemu dan bersahabat. Maka hal-hal gila bakalan banyak terjadi.

   “Pokoknya elo harus rekam adegan ngefuck lo sama lena. Gua mau liat Jhos, Lena hot gak mainnya.”

   “So pasti gua rekam entar.” Kata Jhosua.

    Pukul sembilan pagi Jhosua sudah berpakain lengkap. Kaos putih yang ditutupi jaket coklat serta celana jeans dan sepatu putih sudah berhasil menutupi badan Jhosua dan membuat dirinya ganteng. Gua berpakaian dan turun kebawah untuk mengantar Jhosua.

***

   “Akhirnya elo pulang juga... inget rumah lo, nyet!” kata Chella, adik gua yang cantik itu. Beberapa bulan gak ketemu dia banyak berubah. Lebih cantik sekarang.

   “Ya iya lah.” Kata gua. “Elo juga sekarang keliatan cantik aja. Inget kodrat lo nyet!”

   “Yeeee... gua dari dulu emang cantik kaleee.” Adek gua gak mau kalah.

    Gua melenggang masuk kedalam rumah gua yang udah lama gua tinggalin. Rumah itu masih saja sama menyenangkannya. Bisa hangat saat dibutuhkan dan bisa dingin saat diinginkan. Kan ada AC. Nyokap gua yang sedang memasak keluar dari dapur dan menyambut gua.

   “Oooh Iga ku sayaaaang... kamu pulang juga akhirnya. Aduuuh, mama kangen banget deh sama kamu. Tambah ganteng aja lagi. Aduuuh... Jhosua pasti memelihara kamu dengan baik.” Kata nyokap gua sambil memeluk gua.

   “Apaan sih mama. Emangnya ternak. Papa mana?”

   “Papa lagi ke pesta kawinannya si Simatupang itu.” Jawab nyokap gua seraya kembali melangkah kedapur.

   “Mama nggak ikut?”

   “Males!” sahut nyokap gua dari dapur. “Lagian mama kan harus bikin banyak kue. Besok sodara-sodara banyak yang dateng. Ngomong-ngomong Jhosua gak ikut kesini?”

   “Apa, ma?!” seru gak yang sempat gak connect tadi.

   “Kamu nggak bareng Jhosua kesini?” nyokap gua berseru lebih keras lagi. Dasar orang batak, emang gak bisa ya nyamperin baru ngomong. Jadi gak perlu tereak-tereak kaya gini.

   “Dia tugas ke Prancis ma!” seru gua sama kerasnya dengan nyokap gua. Biarlah itu membudaya.

   “Waaah... mama mau dong dibawain coklat sama dia.”

   “Yang bener? Ntar biar iga teleponin. Dia janji mau bawain oleh-oleh buat kita.”

   “Ya udah, mama mau cokelat! Telepon sana!”

   “Entar!” seru gua.

    Haaaah... tak ada yang berubah setelah hampir 5 bulan gua tinggalin rumah ini. Semua masih sama aja. Yang berbeda paling hanya lebih berdekorasi. Ada pohon natal di pojok ruang tamu yang sudah dihias dengan indah. Ada hiasan-hiasan lain yang ditambahkan demi melengkapi suasana natal dirumah ini. Gua akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamar gua dan berisirahat. Lempar tas, lepas sepatu, kaos kaki, buka kaos, lepas celana dan langsung tergeletak hanya dengan boxer saja....

***

Seperti biasa dan yang sudah mentradisi, gua sekeluarga bakalan kegereja dimalam natal ini. Oleh karena ini pukul setengah delapan malam kita semua sudah siap dengan pakaian rapih kita. Gua sudah berkemeja hitam dan bercelana jean biru gelap. Rambut pendek gua, gua beri minyak rambut dan dibentuk sedemikian canggihnya. Gua tampak 20 tingkat lebih ganteng dari sebelumnya...hahah, lebay!
    Sepatu kets putih gua kenakan dan melengkapi penampilan perfect gua malam ini. Memang ke gereja yang penting adalah hati dan niatnya. Tapi, kita gak bisa menutup fakta bahwa Gereja juga merupakan ajang Fashion Show... berjalan diantara deretan kursi-kursi gereja seakan berjalan di runway dimana para jemaat yang hadir seakan adalah karyawan majalah vogue atau elle magazine. Tidak cowok, tidak juga cewek mereka semua harus tampil wah setiap minggunya.
    Sama seperti malam ini. Gua sekeluarga berjalan bersama memasuki gereja. Ratusan pasang mata langsung menolah kearah kita. Tidak cowok, tidak cewek. Kita langsung menjadi titik perhatian. Kita berhasil masuk dalam ketegori Jemaat Fashionable... wuakakakak! Tapi itulah kenyataan. Setiap minggu gereja bukan hanya ajang mendekatkan diri ke Tuhan, tetapi juga ajang pamer martabat dan kelas sosial.
    Gua menyebarkan pandangan keseantero ruangan gereja. Memperhatikan apakah ada cowok atau cewek cantik yang lumayan buat jadi objek perhatian. Dan memang benar aja. Gereja ini cukup banyak digentayangi oleh mahluk-mahluk tuhan yang paling indah. Mereka juga berpenampilan luar biasa malam ini. Ada cowok ganteng berumur sekitar 25 tahun berpakaian tuxedo. Dia tampak cute. Ada lagi yang tampak gagah dibalik kemeja abu-abunya yang menampilkan otot-otot ditubuhnya. Seorang cewek cantik yang mengenakan gaun dan rambut ditata rapih membuat dirinya luar biasa cantik. Disisi lain ada gadis manis seperti model sedang berjalan menuju keluar gereja. Ia mengenakan kemeja putih polos yang luar biasa dan dipadu-padankan dengan rok hitam pendek dan sepatu boots setinggi lutut. Cewek itu luar biasa cantik, seksi namun tidak terkesan murahan.
    Salah seorang pendeta pernah mengatakan bahwa orang kristen adalah orang yang luar biasa. Mereka pergi kegereja dengan pakaian terbaik mereka. Salah satu wujud memuji Tuhan. Memang itu benar, kita harus memuji Tuhan dengan busana terbaik kita. Kita harus memberikan yang terbaik buat Tuhan. Jangan tampil berantakan atau buruk karena itu berarti tidak mensyukuri berkat Tuhan dan juga tidak menghormati-Nya. Dan itulah yang menjadi salah satu Pembelaan terhadap ajang Fashion Show yang kerap terjadi pada setiap ibadah di Gereja ini, maupun digereja-gereja lain.
    Pukul delapan ibadah dimulai. Gua sekeluarga mengikutinya dengan kusyuk dan dengan hikmat.

***

Hohoho...! Merry Christmas...
    Siang hari rumah gua tampak ramai dengan sodara-sodara gua yang berdatangan dari segala penjuru. Mereka hadir dan tumpah ruah dirumah gua. gua seneng banget karena gua bisa ketemu lagi dengan sodara-sodara gua yang udah lama. Awalanya memang pada canggung, secara udah lama banget gak ketemu. Namun perlahan-lahan itu bisa ditepis dan akhirnya masa lalu kembali menyeruak diantara kita.
    Sepupu-sepupu gua yang seumuran atau tidak berbeda jauh umurnya dengan gua tampak memiliki banyak perubahan. Ada yang tambah gendut, ada yang tambah cantik, ada yang tambah keren, ada yang bilang udah mau nikah (kawinnya udah) ada lagi yang udah kerja. Huhuhu mereka cerita ini itu dan gua menjadi pendengar yang baik dengan sesekali memberi respon kecil; “Oh ya, oooh... yak ampun... beneran lo? Gila deh... buseeet... weis, sadis! Serius lo! Ooooh.... oh begitu.”
    Kesimpulannya... natalan kali ini berlangsung dengan sangat menyenangkan seperti biasa. Semuanya baik-baik saja. Semuanya meriah-meriah saja.

***

Gua sudah kembali ke apartermen Jhosua keesokan harinya. Setelah bangun siang, bermalas-malasan, makan siang buatan nyokap, mandi dan siap-siap. Gua akhirnya kembali melangkahkah kaki gua masuk kedalam apartermen yang nyaman dan menyenangkan itu.
    Gua, yang sudah memiliki kebiasaan mendarah-daging, langsung saja melepaskan baju gua dan celana jeans gua. Membiarkan diri gua melanggang bebas hanya mengenakan segita tiga putih saja. Berjalan sambil membawa kaos dan celana gua dan meletakannya dilemari beserta tas gua.
    Sore itu gua bersantai diruang nonton sambil menonton acara televisi. Bosan, gua lantas memasang DVD. Menonton sendirian. Gua terangsang karena pada film yang gua tonton ternyata terdapat adegan Mlnya dan herannya dipertontonkan secara eksplisit. Si cowok bikin nasfu, si cewek apa lagi. Yang ada gua secara tidak sadar memainkan penis gua.
    Dalam sekejap setan sudah merasuk kedalam diri gua. Pikiran gua sudah dipenuhi bokep sekarang. Maka dengan liarnya gua langsung mengganti film dengan film bokep straight milik si Jhosua. gua lebih teransang jika menonton bokep straight.
    Waduuuh... luar biasa deh dampaknya. Gua seperti kesetanan. Menggelinjang gak keruan. Nafsu birahi sudah membakar diri gua. gua melepaskan celana dalam gua dan menggelinjang sendirian dalam ketelanjangan gua. nafas gua keluar masuk dengan cepat dan gua semakin terbakar nafsu. Seseorang harus ditelepon!

   “Do... lo keapartermen gua dong. Ngentot yuk!” Gua berkata tanpa basa-basi lagi.

    Kiddo menjawab setuju dan langsung melesat menuju apartermen gua sekarang. Lima menit terasa lama bagi gua ketika Kiddo datang. Gua membuka pintu dan melihat Kiddo. Dia mengenakan kaos hijau dan celana sepaha dan sendal. Sementara Kiddo tampak terkejut melihat gua yang telanjang dan dengan penis yang ereksi. Kiddo mangsa yang sesuai buat gua. gua lantas menariknya dan menciumnya senafsu yang gua bisa. Kiddo tampak berusaha membalas namun dia masih kalah dengan agresifitas guas. Gua lantas melepaskan dengan kasar kaos hijau Kiddo. Lalu menurunkan dengan beringas celana Kiddo. Hanya dengan mengenakan celana dalam gua menarik Kiddo ketempat tidur gua.
    Di kamar gua. Kita berdua saling berciuman. Lalu gua mencupang leher Kiddo. Lalu kedua tangan gua meraba-raba tubuh Kiddo. Memukul-mukul pantat montoknya lalu melepaskan celana dalamnya. Kita berdua telanjang sekarang. Gua langsung menghisap penis cokelat Kiddo. Lalu meremas-remas kedua bolanya sementara Kiddo mendesah-desah penuh kenikmatan. Lalu gua naik keatas. Menghisap kedua putingnya sekuat tenaga. Lalu naik kelehernya dan mencupang sebisa mungkin sampai leher Kiddo memerah. Lalu naik lagi keatas dan menciumnya, bermain lidah dengannya dan menjilati wajah tampannya.
    Kiddo terbawa permainan. Kini dia menarik badan gua dan merebahkannya ditempat tidur. Ia mencium gua lalu langsung melahap penis gua yang sudah mengeras dari tadi. Gua menggerak-gerakan pinggul gua dengan mendesah-desah.

   “Aaaaaah... enak bangeeeeet.... Ooooooh!”

    Sementara itu Kiddo terus menghisap penis gua seakan berusaha menarik keluar sperma gua. namun yang ada gua semakin menggelinjang dibuatnya. Desahan gua semakin keras dan itu membuat Kiddo semakin semangat. Kerasnya desahan gua dianggap pujian baginya. Dia semakin membuat gila meronta-rontan gua.
    Gua menarik kepala Kiddo yang belepotan dengan air liur. Tanpa peduli gua menciumnya.

   “Ayo lo tusuk gua!” kata gua. gua lantas pergi kelaci meja belajar gua dan mengambil kondomnya. Persetan dengan semuanya. Persetan dengan pantat gua yang harusnya buat kontolnya si Jhosua. gua dibakar birahi sekarang dan gua juga bingung mengapa bisa terjadi.
    Gua menghisap penis Kiddo sekali lagi sekuat dan senafsu mungkin yang membuat Kiddo berseru-seru nikmat. Lalu setelah itu gua memasangkan kondom di penisnya. Kemudian gua menungging didepannya. Mempersiapkan diri gua ditusuk Kiddo.
    Kiddo mendekatkan penisnya perlahan-lahan ke lobang pantat gua dan mulai menusuk pantat gua. sakit yang luar biasa gua rasakan, namun kemudian sakit itu sirna digantikan dengan rasa nikmat yang luar biasa. Kiddo menggenjot-genjot tubuhnya dengan mata  merem-melek. Kedua jarinya dimasukan kedalam mulut gua dan gua menghisapnya seakan itu adalah penis Kiddo. Kita berdua sudah basah oleh keringat sekarang. Itu karena gua sengaja membiarkan AC mati agar suasana semakin hot.
    Giliran Kiddo selesai, gua memasang kondom dipenis gua dan langsung menusuk Kiddo kemudian. Kiddo tampak menjerit kesakitan namun dia tidak melakukan perlawanan. Beberapa saat kemudian dia mendesah-desah nikmat. Peluh tampak diwajah putih lugunya. Gua terus menyodok-nyodok pantatnya dengan sesekali menciumnya. Kedua kakinya Kiddo gua naikan keatas dan terus menyodoknya.
    Beberapa menit berikutnya kita berdua sudah tenggelam dalam kegiatan saling menghisap penis. Sekuat tenaga dan senafsu mungkin gua dan Kiddo menghisap penis lawan main kita.
    Mendadak Kiddo menarik penisnya dan berjalan meninggalkan kamar gua. gua lantas mengikutinya. Ternyata dia ingin pindah lokasi. Dia membuka pintu balkon dan membirkan udara masuk. Gua lantas menariknya jatuh kebawah dan menciumnya. Lalu gua berputar dan kembali berkonsentrasi dengan penisnya. Kita berdua kembali ber-69.

   “Ga, gua udah mau keluar nih!” Seru Kiddo.

    Maka gua semakin nafsu menghisap. Kiddo tampak menghentikan hisapannya dan mendesah-desah. Lalu berikutnya gua merasakan sperma hangat mengeruak keluar dari penisnya. Tumpah di wajah gua dan sebagian dimulut gua.

   “Aaaaaaah...” Kiddo menghelas nafas penuh kepuasan.

    Gua, yang wajah dan mulut penuh dengan sperma Kiddo lantas mencium Kiddo. Dia membalasnya. Gua yakin dia juga merasakan amisnya spermanya. Tapi gua gak peduli. Bagi gua sekarang berciuman dan wajah penuh sperma malah membuat lebih hot.
    Kini giliran Kiddo yang bekerja. Dia menghisap penis gua sekuat yang ia bisa. Gua yang tidur terlentang dengan dada mengembang kempis bersiap-siap menikmati orgasme hebat gua yang bakalan gua rasakan sebentar lagi. Dan itu akan terjadi.
    Perpaduan antara hisapan dan kocokan membuat tubuh gua mendadak mengejang-ngejak. Dan keluarlan cairan panas tersebut. Banyak dan memuncrat ke wajah Kiddo. Kiddo menutup mata namun tangannya masih terus mengocok penis gua. membiarkan gua terus mengeluarkan sperma gua sampai tetes terakhirnya. Setelah selesai lantas gua menghela nafas penuh kepuasan. Kiddo mendekati wajah gua dan menciumnya. Membiarkan sperma gua menyentuh dan sedikit tertelan ke mulut gua. Gua membiarkanya karena Kiddo juga merasakannya.
    Kita berdua lantas saling berpelukan dan terus berciuman. Dengan tubuh telanjang, didekat balkon dan dengan wajah dan mulut belepotan peju. Gua menikmati semua itu dengan bahagia. Dan Kiddo juga sepertinya bahagia dengan itu semua.
    Saling menutup mata dan berciuman. Saling meraba dan meraba. Melepaskan pelukan dan ciuman. Tersenyum dan membuka mata. Mendapati Jhosua berdiri tidak jauh dari gua. Mendapati gua sedang dalam posisi Telanjang, mulut kotor dan menindih seorang COWOK yang juga berpenampilan sama dengan gua, Dan baru selesai BERCIUMAN selayaknya sepasang kekasih.
Jhosua sudah pulang! Gua Syok bukan main! Ini Kiamat!

No comments:

Post a Comment