Thursday, January 8, 2009

Series : Living With My Cousin - Chapter 12

I’m A Slave 4 Them


Hari Jumat...

    Pagi hari cukup menyenangkan karena Jhosua nggak nyuruh gua kerja pagi-pagi. Ketika gua bangun pada pukul 9 pagi Jhosua sudah pergi ke kantornya. Gua streching badan dulu di kasur gua. Bergerak-gerak merentangkan badan, berguling sana sini sampai akhirnya memutuskan untuk bangun.
    Matahari begitu terik pagi ini. Ketika gua membuka pintu dan berjalan menuju balkon yang sudah terbuka matahari langsung memanasi badan semi-bugil gua. Untung si ‘iga junior’ terlindung didalam celana dalam gua, jadi nggak kepanasan. LCD diruang TV masih menyala, dimana sekarang sedang menayangkan FTV pagi di RCTI. Gua mematikan TV lalu menyiapkan segala keperluan gua. Gua ambil tas gua, lalu kaos, celana jeans, celana dalam baru dan handuk. Lalu gua keluar dari apartemen menuju ketempat fitnes. Fitnes selama dua jam, lalu mandi disana dan pergi ke kampus kemudian.

***

Pukul 5 Sore ketika gua sedang kumpul-kumpul bareng temen-temen gua di kampus. Gua duduk bersebelahan dengan Rafael yang udah nggak marah lagi. Cowok ganteng berdarah indo itu ternyata udah gak marah lagi sama gua. Cepet amat ya redanya. Emang pada dasarnya cowok nggak bisa marahan lama-lama. Emangnya cewek yang kalo marahan bisa ampe bertahun-tahun, betah amat ya. Lagi asik-asiknya ketawa-ketiwi mendadak ponsel gua berbunyi dan dari bunyinya yang singkat gua tau itu SMS. Gua membuka ponsel gua dan membaca pesan yang masuk: “Cptan pulng, ada yg hrs lo lyanin. Gk pke lm!”
    Yak ampuuun... gua baru ngumpul setengah jam sama temen-temen gua, udah disuruh pulang. Disuruh ngisep peler lagi. Kejam banget.

   “Guys, gua balik duluan ya.” kata gua sambil memasukan ponsel gua kekantong celana.

   “Buset, baru bentar juga lo nongol udah mau pergi aja lagi. Sibuk amat sih lo bro.” Kata salah satu temen gua.

   “Iya nih. Ada kerjaan penting.” Kata gua sekenanya.

    Gua lantas berdiri dan berpamitan. Sempat gua liat tatapan gua Rafael yang kesal sama gua. Emang sih hari ini gua sama dia nggak punya waktu untuk berduaan. Bahkan selama seminggu ini aja gua belum pernah bercinta sama dia. Gua juga kangen sih sama pelernya yang bener-bener lezat dalam kondisi apapun. Tapi apa boleh buat, Jhosua memanggil maka gua harus dateng.
    Gua tiba di apartemen dan ternyata Jhosua udah pulang. Cuma anehnya dia nggak berkancut namun masih full pakaian. Kemeja krem biru gelapnya, celana bahan hitamnya, jam tangan ditangan, gesper, dasi yang hanya dilonggarkan. Seperti baru pulang dari kantor, dan seperti mau ada tamu dateng. Dia sedang berjalan menuju keruang TV sambil memegang segelas air dingin ketika gua tiba di apartemen.

   “Jangan lepas pakaian lo, mau ada yang dateng bentar lagi.” Kata Jhosua tanpa melihat gua. dia terus aja jalan.

    Gua menurut saja dan langsung melangkah menuju kamar gua. Belakangan ini gua berusaha tidak berada berdua saja dengan sepupu gua itu tanpa ada maksud dan tujuan yang jelas. Seperti nonton TV bareng, makan bareng, di balkon bareng. Sebisa mungkin gua hindari kegiatan itu karena rasanya tidak menyenangkan, dan untuk mencegah kejadian yang pastinya membuat mulut gua lelah luar biasa. Gua masuk ke kamar dan menyalakan labtop gua. langsung online di internet dan ngeforum.
    Diluar gua dengar tidak ada perkembangan. Palingan gua mendengar suara dikamar mandi, Jhosua kayanya kencing lalu pergi balik nonton. Ada yang aneh nih. Nggak biasanya. Tumben-tumbenan Jhosua nggak nyuruh gua kerja. Ada apa ini? Apakah dia udah kenyang ngentot sama orang laen di kantor, atau dia mimpi basah yang menghabiskan seluruh pasokan spermanya. Kenapa ya?
    Jawabannya gua dapatkan dua jam kemudian. Pukul tujuh malam ketika terdengar suara pintu dibuka dan suara-suara. Jhosua tampak menyambut seseorang... oh bukan, lebih dari satu orang. Mereka tertawa-tawa dan Jhosua terdengar mempersilahkan masuk tamu-tamunya. Suara-suara tersebut masih terus terdengar sampai akhirnya mengecil dan hilang. Gua masih saja diam didepan labtop gua mengira-ngira apa yang bakalan terjadi.
    Beberapa menit kemudian pintu kamar gua dibuka. Jhosua muncul lalu menatap gua.

   “Keluar lo. Elo mau gua kenalin sama temen-temen gua. Cepetan!” katanya lalu kembali keluar.

    Gua mematikan labtop gua dan pergi keluar. Menuju keruangan dekat balkon. Disana sudah duduk dua pria yang, sumpah! ganteng-ganteng, walaupun gak seganteng Jhosua namun gua akui ganteng. Mereka berpenampilan seperti Jhosua, tampaknya juga baru pulang ngantor. Yang satu berkulit putih, dengan garis-garis wajah tegas, hidungnya mancung dan berambut hitam cepak. Satunya lagi berkulit kecoklat terang dengan bentuk wajah perpaduan antara manis dan macho. Model rambutnya cokelat sesuai mode cowok keren zaman sekarang namun sangat cowok didirinya. Kedua tampak seperti pria-pria gagah. Mereka berdua duduk disebuah sofa untuk dua orang sambil menatap gua dengan wajah penuh pengamatan. Pintu balkon dibiarkan terbuka padahal tidak ada angin yang masuk.

   “Oke sob, seperti yang gua janjikan. Ini Sepupu gua... namanya Aiga.” Kata Jhosua yang duduk disofa lainnya. “Ga, ini temen-temen gua. Nama Sonny dan Allan.” Oh jadi yang kulit putih namanya Sonny dan yang bermodel rambut keren itu namanya Allan.

    Gua menyunggingkan senyum dan mereka membalas.

   “Dan yang seperti gua janjikan sama elo.” Kata Jhosua melanjutkan. “Dia bersedia menjadi mainan elo sekarang. Gimana menurut elo orangnya?”

   “Berondong ya.” Kata Sonny. “Tapi keren, gua suka yang model kaya gini.”

    Oh My God...!

   “keren nih,” Allan juga setuju. “Emang elo tepat janji jhos. Nggak sia-sia gua transfer 17 juta ke elo tadi siang.”

   “Iya, nggak nyesel gua bayar 17 juta ke elo Jhos.” Kata Sonny.

    Ya ampuuun... Gua dijual!

   “Barang langka nih. Makanya gua kasih mahal. Dan Cuma buat elo berdua doang. Dia sekarang jadi milik elo berdua malam ini.” Kata Jhosua bangga. Sementara gua merasa sakit hati luar biasa. “Dia bakalan menurutin semua permintaan elo, dan melakukan apapun yang elo suruh.” Jhosua mengakhiri kalimatnya sambil menatap tajam gua. Menyiratkan bahwa gua Harus, tanpa persetujuan gua atau dia, menuruti semua yang diminta dan disuruh oleh kedua temennya.
    Kedua cowok itu kembali memperhatikan gua. Gua tampak kikuk dan salah tingkah.

   “Coba kaosnya dibuka.” Kata Allan

    Gua menatap Jhosua memohon untuk tidak dijadikan seperti super budak, namun tatapan Jhosua menyiratkan maksud “Turutin atau bokap-nyokap elo bakalan tau elo GAY”. Maka gua menurut saja melepaskan kaos gua. Badan gua yang terpahat bagus langsung terlihat. Perut Six pack gua, dada bidang gua, otot-otot tangan gua semua terlihat oleh mereka. Sonny dan Allan tampak puas dan kagum. Mereka manggut-manggut. Lalu gua disuruh berputar dua kali dan berhenti.

   “Celana dibuka dong, say.” Kata Sonny.

    Gua sambil menunduk dan menahan rasa malu, kesal dan sedih melepaskan ikat pinggang lalu menurunkan reseleting gua. Lalu menurunkan celana jeans gua. Terlihatlah paha gua yang kuat dan putih, tungkai kaki gua yang indah dan tonjolan dicelana dalam putih gua. kedua cowok nafsu itu semakin nafsu aja melihat gua. Gua disuruh berputar. Dan dengan rasa bahwa harga diri gua udah terkoyak-koyak gua berputar. Rahang gua seakan mengeras saat itu juga. Pantat gua yang keras dan bagus pun dapat mereka saksikan.

   “Ya udah. Kamu sini deh, duduk ama kita.” Sonny berkata sambil mengeluarkan senyum nafsunya. Sementara Jhosua tampak diam memperhatikan.

    Gua berjalan mendekati kedua orang yang gua rasa ketampanannya sekarang tidak ada artinya bagi gua. yang gua tau rasanya gua pengen membakar ketiga orang ini. Namun yang gua tau sekarang gua udah duduk diantara mereka. Dan berikutnya badan gua sudah digerayangi kedua cowok itu. Sonny; tangan kanannya meraba-raba paha gua. Tangan kirinya menyusup masuk kedalam celana dalam gua dan meraba-raba pantat gua. sementara itu mulutnya sibuk mencupang leher gua. Allan yang duduk disebelah kiri gua; tangan kirinya merasa paha gua dan kanannya meraba punggung gua. mulutnya menjilat-jilat pipi gua. mata gua tajam menatap Jhosua. campuran antara marah dan memohon untuk dilepaskan. Namun Jhosua hanya diam sambil berucap tanpa suara. “elo udah pernah janji.”

    Berikutnya Sonny berlutut didepan gua. menarik dengan perlahan-lahan celana dalam gua dan langsung nafsu begitu penis gua terlihat. Tanpa basa-basi dia langsung menghisap penis gua. Sedangkan mulut gua sudah dilumat oleh Allan. Lidahnya menjulur-julur masuk dan gua terpaksa menanggapi itu semua. Kedua tangan Sonny melebarkan kaki gua. membuat gua mengangkang dan dia kemudian menjilati selangkangan gua.
    Gua melihat Jhosua beranjak dari sofanya dan menghilang. Mungkin dia jijik melihat ini atau apa gua nggak tau. Tapi lebih baik dia nggak nontonin gua karena gua merasa seperti manusia paling hina didunia.
    Allan melepaskan diri lalu berdiri seraya mulai menanggalkan satu persatu pakaiannya. Dan ketika dia telanjang gua melihat badannya sama bagusnya dengan gua dan Jhosua. penisnya juga disunat dan berwarna gelap namun berbulu sedikit.
    Jhosua ternyata kembali sambil membawa... ya ampuuun... handycam! Ya Tuhaaaaan... teganya dia.

   “Gua rekam ya. lumayan buat dokumentasi pribadi si Aiga. Atau sekali Portfolionya bakal jadi artis bokep gay, hahaha...”

    Dan Jhosua kini seperti layaknya juru kamera film-film bokep yang sedang mengambil gambar adegan gua melayani kedua cowok ini.

   “Jhos-jhos sorot ini. Peler gua mau diisep sama dia.” Kata Allan yang sudah bersiap-siap.

   “Oke bos!” Jhosua lantas mendekatkan kameranya dengan fokus utama penis Allan dan mulut gua.

    Allan menempelkan penisnya kemulut gua sambil berkata, “Isep dong say. Elo udah kita bayar 34 juta nih. Jadi elo harus nurut semuanya. Ayo isep cepetan!”

    Gua mengisap pelernya. Disaksikan ketiga orang itu dan di rekam oleh handycam. Rasanya gua pengen menangis dan langsung lompat bunuh diri. Benar-benar gua merasa hina dan jauh lebih rendah martabatnya dari seorang budak.

   “Si Iga ini pinter nyepong lo. Pinter banget. Coba ga, tunjukin kemampuan lo.” Kata Jhosua sambil merekam.

    Gua menurut. Gua keluarkan kemampuan hisap menghisap gua kepeller Allan. Sementara itu Sonny menghentikan hisepannya ke peler gua dan mulai bertelanjang ria. Ia kembali menghisap penis gua. selang beberapa menit berlalu ketika Sonny puas menghisap penis gua yang tampak sudah tegang. Kini ia berdiri dan mendekatkan penisnya ke mulut gua. gua gantian menghisap penisnya. Sekarang gua ganti-gantian menghisap penis Sonny dan Allan. Dan Jhosua terus merekamnya.

   “Jhos, elo telanjang juga dong. nggak pantes aja. Yang lain pada bugil, elo sendiri masih lengkap.” Kata Sonny.

   “Ya udah.” Jhosua kemudian meletakan handycamnya namun diposisikan kearah gua. ia lantas menanggalkan seluruh pakaiannya. Selama dia menanggalkan pakaiannya Sonny dan Allan memperhatikannya. Ketika bugil penis Jhosua tampak berayun-ayun dan semi tegang. Jhosua kembali merekam dalam keadaan telanjang

   “Ga, coba lo nungging.” Kata Allan.

    Gua menurut. Gua menghentikan sepongan gua dan menungging dikarpet. Namun karena Sonny belum puas akhirnya gua berposisi merangkak dan mulut gua kembali menyepong peler Sonny. Sementara itu Allan mulai memasukan jari-jarinya kepantat gua dengan mulutnya menciumi punggung gua. Sonny tampak mendesah nikmat.

   “Sepupu elo budak paling yahud, jhos. Servisnya keren banget.” Sonny berkomen.

   “Siapa dulu germonya.” Kata Jhosua. “Dan pastinya dia seneng banget ada tamu malam ini. Udah lama nih dia nggak Threesome kaya begini.”

    Mendadak gua merasakan sakit yang luar biasa. Dan pada saat gua melihat kebelakang penis Allan yang sepertinya sudah berkondom telah memaksa masuk kepantat gua. karena begitu mendadak yang gua rasa hanyalah sakit yang perih.

   “Aaaaah... enak bangeeeeet.” Allan mendesah.

    Gua terus menghisap penis Sonny sambil menahan sakit karena Allan mainnya kasar. Penisnya cukup besar untuk membuat pantat gua sakit. Dan dari sudut mata gua tampak penis Jhosua sudah menegang, dan itu diperhatikan oleh Sonny.

   “Jhos, ikutan aja lo. Tampaknya elo nafsu juga. Katanya Cuma nafsu sama cewek, tapi kok ngeliat kita elo tegang sih.” Kata Sonny.

   “Gua juga bingung. Padahal gua normal loh.” kata Jhosua.

   “Ya udah. Elo coba aja. Enak kok. Lagian elo udah pernah hewan-hewan. Ama cewek apa lagi. Satu kantor udah entot semua kali. Sekarang coba lah sama cowok. Nggak ada bedanya kok. Coba aja.”

   “Iya jhos. Nggak ada salahnya coba. Kan untuk melengkapi fantasi elo itu. Biar elo bisa ngerasain semuanya.” Kata Allan menimpalin.

   “Kameranya lo letakin aja, tapi masih ngarah Sini biar masih bisa ngerekam.” Kata Sonny.

    Sejenak Jhosua tampak ragu namun Sonny dan Allan terus mengompori sampai akhirnya setuju. Maka dia meletakan handycamnya sedemikian rupa dan ikut bergabung. Yang dia lakukan pertama kali adalah memberikan penisnya ke mulut gua. gua kelabakan menyepong dua penis sekaligus.
    Beberapa menit berlalu ketika Allan menghentikan sodokannya lalu melepaskan kondomnya. Kini giliran Sonny sekarang. Dia mengambil kondom baru dari tas Allan dan memasangnya dipelernya. Tidak seperti Allan yang kasar, Sonny tampak halus. Perlahan-lahan dan penuh penghayatan dia menyodok pantat gua. Allan menarik kepala gua kearahnya dan mencium gua dengan penuh nafsu. Lalu membiarkanya gua kembali menghisap penis Jhosua. ia memperhatikan untuk beberapa lama.

   “Peler lo kayanya enak juga, jhos. Gua isep ah. Ga, elo isep punya gua.”

    Jhosua tampak tidak keberatan dan Allan tampak senang bukan main. Jangan-jangan ini obsesi terpendamnya. Maka kini posisinya: Sonny menyodok gua, gua menyepong peler Allan, Allan menyepong peler Jhosua dan Jhosua mendesah-desah.
    Lima menit kemudian mendadak seseorang menjambak rambut gua. tidak kencang namun cukup untuk menarik mulut gua dari penis Allan. Sonny kini duduk mengangkang disofa dan mengarahan kepala gua kepantatnya.

   “Lo jilatin pantat gua!”

    Gua terus menurut saja. Kini lidah gua menjilat-jilat pantat Sonny. Tidak bau sih dan tampak bersih, tapi tetep aja gua merasa hina. Lalu ditariknya kepala gua untuk menghisap penisnya. Kemudian ditarik lagi kearah pantatnya dan begitu seterusnya.

   “Jhos, elo belom pernah nyodok pantat cowok kan. Sekarang elo sodok gih. Biar gak penasaran.” Kata Allan.

    Jhosua menurut saja. Allan yang secara koperatif memasangkan kondom ke penis Jhosua dan membiarkan penis Jhosua mencari lobangnya sendiri. Ia lantas menusuk-nusuk pantat gua.

   “Jhos, abis pantatnya si iga, pantat gua ya yang elo sodok.” Kata Sonny dan Jhosua manggut-manggut. Ia tampak mulai hanyut dalam permainan ini. Dan bagi gua itu tidak merubah apapun. Malah bagi gua menyakitkan. Karena penis Jhosua adalah yang paling besar dari antara yang lain sehingga sangat menyakitkan. Gua malah sempat menjerit-jerit ketika Jhosua menyodoknya.

   “Tenang aja jhos. Itu normal kok. Biasanya begitu. Itu tandanya si iga seneng,” Kata Allan. Dan Jhosua terus menyodok.

    Pantat Sonny selesai diservis kini Sonny sudah nungging didepan Jhosua dan siap di sodok. Dan ketika penis Jhosua menyodok pantatnya tampak rasa senang luar biasa keluar dari desahan dan jeritan Sonny. Dia pasti bahagia luar biasa. Gua gini menjilati pantat Allan beserta menservis penisnya. Setelah beberapa menit Allan tampak mendekati Jhosua. ia ingin mencium bibir Jhosua.

   “Elo mau ngapain lo?” tanya Jhosua tiba-tiba.

   “Nyium elo. Emang nggak boleh?”

   “Enggak-enggak ah.”

   “Ya elo. Elo ciuman ama gua nggak bakalan bikin elo jatuh cinta ama gua. emang biasanya begini kok kalo ngentot. Pada cium-ciuman.” Kata Allan dengan tipu muslihatnya. “Cipokan gak ngaruh.”

    Jhosua menghelas nafas dan kini diam aja ketika Allan mulai menciumnya.

   “Balas jhos!” kata Sonny

    Jhosua menurut, dia membalasnya. Ini waktu yang cukup bagi mulut gua untuk istirahat. Namun itu tidak lama karena kini penis Allan kembali menyodok gua dan gua menyepong penis Sonny.

***

Sudah lebih dari satu jam gua melayani ketiga cowok itu dan kini sudah mendekati akhir. Allan yang dari 5 menit lalu menyodok pantat gua kini melepaskannya. Membiarkan Sonny yang giliran menusuk pantat gua. sementara itu ia mendekatkan penisnya ke wajah gua, tepatnya kemulut gua.

   “Buka mulut lo lebar-lebar!” perintah Allan. “Dan elo kocokin peler gua!”

    Gua mengocok pelernya didekat mulut gua, yang sudah membuka lebar. Terus menerus gua kocok sampai akhirnya Allan mengejang dan tumpahan sperma masuk kemulut gua. sebagian menyiprat kewajah gua. kejadian itu berlangsung selama beberapa lama dan kemudian gua harus menghisap penis Allan yang sudah belepotan dengan sperma. Butuh 2 menit untuk nyepong penisnya sebelum dia memutuskan selesai lalu duduk penuh kekelahan di sofa.
    Berikutnya Sonny, ia melepaskan kondomnya dan mendekatkan penisnya ke mulut gua. gua kembali harus mengocoknya. Pantat gua sekarang diisi oleh Jhosua. rasa sakit itu kembali terasa. Gua mengocok-ngocok penis Sonny sampai akhirnya sperma yang sangat banyak memenuhi mulut gua dan wajah gua. yang dimulut kembali harus gua telan. Menjijikan.
Gua kembali harus menghisapnya. Sementara itu tangan Sonny mengusap-usap wajah gua yang sudah belepotan sperma. Sebagian ia ambil dan ia oles dipenisnya untuk kemudian kembali gua hisap. Rasanya sangat menjijikan. Lalu ia rebahan disebelah Allan sambil berciuman dan berpelukan. Baru menonton gua dan Jhosua.
    Lima belas menit berlalu ketiga akhirnya Jhosua melepaskan penisnya dari pantat gua dan mendekatkan kemulut gua. untuk ketiga kalinya gua harus melakukan hal yang sama. Dan ketika Jhosua mendesah hebat dan dia mengejang, spermanya tumpah dan melesat masuk kemulut gua sampai gua terbatuk dan mengakibatkan sperma yang baru keluar memenuhi wajah gua. lalu setelah semua sperma keluar gua harus kembali menghisap penisnya selama beberapa lama.
    Terakhir... mereka bertiga menontoni gua onani sendirian dengan wajah penuh sperma dan badan penuh keringat. Lalu tak lama kemudian Allan dan Sonny mengangkat kaki gua dan membuat sedemikian rupa agar posisi penis gua mengarah ke mulut gua. Yak ampuuun... gua harus menelan sperma gua sendiri. Amat menjijikan... tega banget sih Jhosua ama gua.
    Gua mengocok penis gua sendiri lalu tak ama kemudian... crot-crot-crot... sperma gua tumpah dan langsung masuk ke mulut gua yang mengaga lebar. Direkam secara dekat oleh Jhosua. dalam sekejap gua menjadi orang yang paling-paling-paling menjijikan dan kotor didunia. Paling menjijikan... Paaaaaling menjijikan!
    Ketika semuanya selesai gua dibiarkan terlentang disana. sementara ketiga cowok itu duduk-duduk disofa.

   “Gilaaaa... luar biasa.... LUAR BIASA barusan!” Allan berseru gembira. “Keren banget.”

   “Setuju gua.” kata Sonny.

   “Gimana, sia iga oke kan.” Kata Jhosua sambil tersenyum puas karena tidak mengecewakan pelanggang.

   “Oke banget Brooo.” Kata Sonny. “Elo sendiri, gimana rasanya?”

    Jhosua tersenyum dan mengangguk-anggukan kepala. “Boleh juga.” Kata Jhosua sambil nyengir.

   “Nah sekarang elo udah taukan gimana rasanya. Enak kok, nggak ada bedannya. Malah enakan ini.” Kata Sonny.

    Gua meringkuk seperti manusia tanpa moral dan hati disana. membiarkan diri gua merasa hina. Jhosua, Sonny dan Allan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri mereka. Meninggalkan gua disini sendiri.
    Ingin rasanya menangis tapi gua nggak sanggup. Gua kini seperti hewan yang mendadak tiduran di karpet orang. Gua menjambak rambut gua, gua menonjok pipi gua karena begitu rendahnya gua saat ini. Sementara gua semakin benci dengan suara-suara tawa dan obrolan renyah ditempat lain. Baru kali ini gua merasa benar-benar jadi budak. Benar-benar seperti budak. Melayani orang yang nggak dikenal. Dibayar dan menuruti segala keiingannya. Gua malu pada diri gua. dan jika ada kata yang lebih buruk lagi dari kata ‘Malu’ gua siap menerimanya.

***

Teman-teman Jhosua yang sudah kembali berpakaian berpamitan dengan Jhosua yang kini sudah bercelana dalam. Gua dengan perlahan berjalan menuju kamar mandi. Kelelahan yang luar biasa dan rasa perih dipantat membuat gua tidak bisa berjalan dengan normal. Jhosua melihat gua saat itu namun dia tidak mempedulikannya. Dia malah terus berjalan menuju ruang TV dan menonton.
Begitu gua tiba didalam kotak shower langsung saja gua menyalakan air mancur sederas mungkin dan duduk meringkuk dilantai. Air mata gua mulai menetes. Akhirnya gua bisa menangis...

No comments:

Post a Comment